Advertorial Dilema Generasi Muda di Desa Tani Bhakti, Antara Bertani dan Pertambangan

Dilema Generasi Muda di Desa Tani Bhakti, Antara Bertani dan Pertambangan

64
SHARE
Ilustrasi Pertanian dan Pertambangan.

sultanews.com, TENGGARONG – Desa Tani Bhakti terbelah antara dua dunia: janji kemakmuran dari tambang batu bara dan warisan leluhur berupa pertanian.

Muhammad Amin, pemimpin Desa Tani Bhakti, tengah dalam pencarian keseimbangan. “Tambang mungkin menjanjikan ekonomi seketika, tetapi bertani adalah warisan yang akan terus hidup,” ungkapnya.

Dengan Amin di barisan depan, desa ini mengambil langkah untuk tidak melupakan akarnya. Serangkaian pelatihan pertanian modern diselenggarakan, menargetkan generasi muda untuk melihat masa depan dalam bidang ini. “Dengan teknologi, kita bisa mengubah wajah pertanian,” tegas Amin.

Beliau berambisi untuk menciptakan Desa Tani Bhakti yang swasembada, tidak lagi bergantung pada industri tambang.

“Harus ada kesadaran di kalangan pemuda tentang nilai tanah dan pertanian,” seru Amin.

Desa Tani Bhakti kini berdiri sebagai simbol, membuktikan bahwa meski tambang batu bara mendominasi, pertanian tetaplah jalan hidup yang menjanjikan, menawarkan keamanan pangan dan otonomi untuk masa depan. (*)

(Adv/Diskominfo Kukar)