Advertorial Remaja Putri di Kukar Diajak Minum TTD untuk Cegah Anemia dan Stunting

Remaja Putri di Kukar Diajak Minum TTD untuk Cegah Anemia dan Stunting

55
SHARE
Saat agenda gerakan aksi bergizi se-Kukar. (Ist)

sultanews.com, Tenggarong – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Kesehatan Nasional ke-59, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Kartanegara (Kukar) mengadakan Gerakan Aksi Gizi se-Kukar, pada Jumat (3/11/2023).

Kegiatan ini dilakukan secara serentak di 32 titik di 20 kecamatan, termasuk di Tenggarong yang dibagi menjadi dua titik, yaitu MAN 2 Kukar dan SMP N 2 Tenggarong.

Salah satu tujuan dari gerakan ini adalah untuk menurunkan angka stunting di Kukar, yang merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi pada masa pertumbuhan anak. Stunting dapat berdampak buruk pada perkembangan fisik dan mental anak, serta meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari.

Untuk itu, Dinkes Kukar mengajak remaja putri untuk rajin mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), berolahraga, dan makan makanan bergizi. TTD adalah suplemen zat besi yang dapat membantu mencegah dan mengatasi anemia, yaitu kondisi kurang darah yang ditandai dengan hemoglobin rendah. Anemia dapat menyebabkan lemas, pucat, sesak napas, dan mudah sakit.

“Karena kita ketahui bahwa remaja putri itu setiap bulannya menstruasi. Dengan mengkonsumsi TTD, supaya remaja putri tidak mengalami anemia,” kata Sekretaris Dinkes Kukar, Nandar, saat mengawali kegiatan di MAN 2 Kukar.

Nandar menambahkan, anemia juga dapat berpengaruh pada kesehatan ibu dan bayi saat hamil nanti.

“Nantinya mengganggu nutrisi bayi. Karena nutrisi bayi itu dialirkan melalui darah,” ujarnya.

Kegiatan Gerakan Aksi Gizi se-Kukar juga melibatkan partisipasi dari berbagai pihak, seperti sekolah, puskesmas, dan komunitas.

Selain sosialisasi meminum TTD, kegiatan ini juga menyajikan senam pagi bersama, pemeriksaan kesehatan, dan pembagian bingkisan. Beberapa kegiatan juga dilakukan secara daring melalui zoom di daerah-daerah seperti Muara Muntai, Muara Jawa, dan Sanga-sanga.

“Penurunan stunting ini tidak bisa dikerjakan Dinas Kesehatan sendiri. Perlu peran lintas sektor,” tutur Nandar.

(Adv/ Diskominfo Kukar)