Peristiwa Dinkes Kaltim Siapkan Rp1,5 Miliar untuk Vaksinasi Demi Cegah DBD

Dinkes Kaltim Siapkan Rp1,5 Miliar untuk Vaksinasi Demi Cegah DBD

78
SHARE
Dinkes Kaltim Siapkan RP1,5 Miliar untuk Vaksinasi Demi Cegah DBD

Tenggarong, Sultanews.com – Demi menekan angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menganggarkan Rp1,5 miliar untuk vaksinasi DBD pada 2024 mendatang.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinkes Kaltim dr Jaya Mualimin saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (16/6/2023). Menurutnya, vaksinasi DBD merupakan salah satu upaya pencegahan yang efektif untuk mengurangi risiko infeksi DBD berat pada anak-anak.

“Vaksinasi DBD ini sudah diujikan di beberapa negara. Kita baru akan memulai vaksinasi DBD yang diproduksi oleh Bio Farma dari Bandung. Harga untuk 1 botol vaksinasi ini cukup mahal, sekitar Rp300 ribu per botol. Jadi dianggarkan Rp1,5 miliar dulu untuk 2024,” jelasnya, yang dikutip dari klausa.co.

Jaya menambahkan, vaksinasi DBD ini akan ditujukan untuk anak usia 1 tahun hingga dewasa. Pasalnya, anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Selain itu, nyamuk DBD juga banyak berkeliaran di lingkungan anak-anak.

“Rentan ini mungkin karena darahnya masih manis kali ya,” kelakar Jaya.

Dia berharap, vaksinasi DBD ini bisa diluncurkan pada akhir 2023. Ia mengatakan, vaksinasi ini akan menjadi program daerah yang gratis bagi masyarakat.

“Saya maunya launching vaksinasi DBD itu di akhir tahun 2023 saja, agar masyarakat bisa mendapatkan akses vaksinasi DBD. Pasalnya, vaksinasi ini sangat efektif mencegah DBD. Masyarakat bisa menikmatinya secara gratis, karena ini masuk program daerah,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan, permintaan khusus dari Gubernur Kaltim Isran Noor untuk menangani masalah DBD di Bumi Etam. Menurutnya, DBD merupakan penyakit yang tidak mengenal musim dan bisa menimbulkan kematian.

[13.42, 27/8/2023] Laki: “Saya ingat waktu baru saja dilantik, secara khusus Pak Gubernur minta tolong difokuskan untuk DBD ini. Kalau enggak diurusin itu setiap minggu ada yang meninggal,” ungkapnya.

Pasalnya, lanjut Jaya, DBD tidak mengenal musim. Setiap bulan ada saja pasien DBD.
[13.43, 27/8/2023] Laki: “Enggak ada istilah pandemi, sampai banyak yang meninggal. Yang meninggal rata-rata berusia 2 sampai 10 tahun,” lanjutnya, yang dikutip dari klausa.co.

Jaya berharap, launching vaksinasi DBD nanti bisa berjalan lancar dan dihadiri banyak pihak. Tujuannya, supaya masyarakat paham bahwa DBD masih menjadi PR besar bagi Provinsi Kaltim. (*)