Sultanews.com, Tenggarong – Sejumlah Warga Desa Rempanga Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar) kembali melakukan perlawanan terhadap penambangan baru bara ilegal di kawasan pemukiman. Tak tanggung-tanggung warga pun mem-blokade akses jalan pada Sabtu (1/4/2023) dini hari.
Penutupan jalan itu dilakukan warga karena telah beberapa kali mencoba menghentikan aktivitas tambang yang diduga ilegal itu, namun tak digubris oleh pemilik tambang.
Aksi penutupan akses jalan keluar masuk tambang ilegal itu pun sempat terekam kamera handphone warga dan viral di media sosial WhatsApp dengan durasi satu menit 31 detik. Dalam video itu, tampak warga menutup akses jalan rekaman pertambangan menggunakan mobil jenis Toyota Avanza berwarna putih bernopol KT 1077 CZ.
Tak lama setelah itu, muncul seorang pria berbaju hitam yang bernama Daniel mempermasalahkan terkait penutupan jalan itu dengan nada emosi. Selain itu, nampak juga seorang warga berbaju putih hampir terkena tikaman senjata tajam (sajam) dari seseorang yang diduga sebagai preman.
Setelah itu, munculkan kembali video pernyataan dari warga yang melakukan penutupan jalan itu. Dalam video berdurasi 54 detik itu, warga yang tidak diketahui identitasnya itu menjelaskan terkait dengan aktivitas pembukaan jalan pertambangan akses yang diduga ilegal itu.
“Kami untuk sementara menghentikan aktivitas tambang di desa kami. Namun malam ini aksi dari buntut kegeraman kami gagal. Karena aksi kami dalam menyetop aktivitas tambang ilegal ini dilarang oleh preman. Bahkan membawa senjata tajam,” ucap Daniel selaku warga asli Desa Rempanga, yang dikutip dari timeskaltim.com.
Ia mengaku, salah satu warga yang ikut mencoba menghentikan aktivitas tambang itu sempat hampir terkena tikaman sajam. “Bahkan salah seorang di antara kami hampir ada yang ditikam. Ada bukti video yang merekam aksi tersebut,” ungkapnya.
Dirinya pun meminta kepada aparat penegak hukum hingga Bupati Kukar untuk membantu menghentikan aktivitas tambang ilegal itu.
“Akhirnya kami turun ke jalan, yang seharusnya bukan kami. Karena keresahan kami dikarenakan aparat dalam hal ini TNI Polri sepertinya tidak tegas dalam menindak kegiatan ilegal ini. Kemudian, bapak bupati, dan Gubernur,kami ini warga bapak. Tolong pak, tolong pak, tolong kami pak. Kalau bukan kepada anda-anda sekalian kepada siapa lagi kami harus mengadu,” tandasnya, yang dikutip dari timeskaltim.com. (*)